Tugas Program Pengkom dapat didonwload pada link dibawah ini :
File Program Operasi Matrik
Run Program Operasi Matrik
File Program SPL
Run Program SPL
File Program Load Flow
Run Program Load Flow
Apriyanto_Kharisma
Sabtu, 23 Juni 2012
Jumat, 22 Juni 2012
Proteksi dan automatic tripping Circuit Breaker (CB) dibutuhkan untuk:
1. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (overheating), pengaruh gaya mekanik dan sebagainya.
Proteksi harus dapat menghilangkan dengan cepat arus yang dapat
mengakibatkan panas yang berkelebihan akibat gangguan
H = Ikwadrat.R×t Joules
Peralatan proteksi selain sekering adalah peralatan yang dibentuk dalam suatu sistem koodinasi relay dan circuit breaker
Peralatan proteksi dipilih berdasarkan kapasitas arus hubung singkat ‘Breaking capacity’ atau ‘Repturing Capcity’.
Selain itu peralatan proteksi harus memenuhi persyaratan, sebagai berikut:
1. Selektivitas dan Diskriminasi
2. Stabilitas
3. Kecepatan operasi
4. Sensitivitas (kepekaan).
5. Pertimbangan eko nomis.
6. Realibilitas (keandalan).
7. Proteksi pendukung (back up protection)
1. Mengisolir peralatan yang terganggu agar bagian-bagian yang lainnya tetap beroperasi seperti biasa.
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas lebih (overheating), pengaruh gaya mekanik dan sebagainya.
Proteksi harus dapat menghilangkan dengan cepat arus yang dapat
mengakibatkan panas yang berkelebihan akibat gangguan
H = Ikwadrat.R×t Joules
Peralatan proteksi selain sekering adalah peralatan yang dibentuk dalam suatu sistem koodinasi relay dan circuit breaker
Peralatan proteksi dipilih berdasarkan kapasitas arus hubung singkat ‘Breaking capacity’ atau ‘Repturing Capcity’.
Selain itu peralatan proteksi harus memenuhi persyaratan, sebagai berikut:
1. Selektivitas dan Diskriminasi
2. Stabilitas
3. Kecepatan operasi
4. Sensitivitas (kepekaan).
5. Pertimbangan eko nomis.
6. Realibilitas (keandalan).
7. Proteksi pendukung (back up protection)
Perbedaan Metode Langsung dan Iterasi
1. Metode Langsung
- Langsung Eliminasi Gaus (EGAUSS)
prinsipnya:
merupakan operasi eliminasi dan substitusi variabel-variabelnya
sedemikian rupa sehingga dapat terbentuk matriks segitiga atas, dan
akhirnya solusinya diselesaikan menggunakan teknik substitusi balik (backsubstitution).
- Metode Eliminasi Gauss-Jordan
Dalam
aljabar linear, eliminasi Gauss-Jordan adalah versi dari eliminasi
Gauss. Pada metode eliminasi Gauus-Jordan kita membuat nol elemen-elemen
di bawah maupun di atas diagonal utama suatu matriks.
Hasilnya adalah matriks tereduksi yang berupa matriks diagonal satuan
(Semua elemen pada diagonal utama bernilai 1, elemen-elemen lainnya
nol).
Metode
eliminasi Gauss-Jordan kurang efisien untuk menyelesaikan sebuah SPL,
tetapi lebih efisien daripada eliminasi Gauss jika kita ingin
menyelesaikan SPL dengan matriks koefisien sama. Motede tersebut dinamai
Eliminasi Gauss-Jordan untuk menghormati Carl Friedrich Gauss dan
Whilhelm Jordan.
- Dekomposisi LU (DECOLU)
prinsipnya: melakukan dekomposisi matriks A terlebih
dahulu sehingga dapat terbentuk matriks-matrik segitiga atas dan bawah,
kemudian secara mudah dapat melakukan substitusi balik (backsubstitution)
untuk berbagai vektor VRK (vektor ruas kanan). Metode ini secara lebih
jelas akan dibahas pada Paragraf F, khusus tentang metode-metode
dekomposisi LU dan teknik komputasinya.
- Solusi sistem TRIDIAGONAL (S3DIAG)
Prinsipnya
merupakan solusi SPAL dengan bentuk matrik pita (satu diagonal bawah,
satu diagonal utama, dan satu diagonal atas) pada matriks A. Metode ini akan dibahas lebih lanjut pada Paragraf K.
Rabu, 20 Juni 2012
Motor DC
MOTOR
ARUS SEARAH
1. Umum
Motor
arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah
menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip
pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik dengan generator arus searah.
Kenyataannya mesin yang bekerja baik sebagai generator arus searah akan bekerja
baik pula sebagai motor arus searah. Oleh sebab itu sebuah mesin arus searah
dapat digunakan baik sebagai motor arus searah maupun generator arus searah.
Berdasarkan fisiknya
motor arus searah secara umum terdiri atas bagian yang diam dan bagian yang
berputar. Pada bagian yang diam (stator) merupakan tempat diletakkannya
kumparan medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi magnet sedangkan pada
bagian yang berputar (rotor) ditempati oleh rangkaian jangkar seperti kumparan
jangkar, komutator dan sikat.
Motor
arus searah bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi magnetik.
Dimana kumparan medan akan menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub
utara menuju kutub selatan dan kumparan jangkar akan menghasilkan fluksi magnet
yang melingkar. Interaksi antara kedua fluksi magnet ini menimbulkan suatu
gaya.
Penggunaan motor
arus searah akhir-akhir ini mengalami perkembangan, khususnya dalam
pemakaiannya sebagai motor penggerak. Motor arus searah digunakan secara luas
pada berbagai motor penggerak dan pengangkut dengan kecepatan yang bervariasi
yang membutuhkan respon dinamis dan keadaan steady-state. Motor arus searah
mempunyai pengaturan yang sangat mudah dilakukan dalam berbagai kecepatan dan
beban yang bervariasi. Itu sebabnya motor arus searah
Universitas Sumatera Utara
digunakan pada berbagai aplikasi
tersebut. Pengaturan kecepatan pada motor arus searah dapat dilakukan dengan
memperbesar atau memperkecil arus yang mengalir pada jangkar menggunakan sebuah
tahanan.
2. Konstruksi Motor Arus Searah
Gambar di bawah merupakan konstruksi dari motor arus
searah.

Gambar 2.1(a) Konstruksi motor arus searah bagian
stator

Gambar 2.1(b) Konstruksi motor arus searah bagian
rotor
Keterangan dari gambar tersebut adalah:
1. Rangka atau gandar
Rangka motor arus searah adalah tempat meletakkan
sebagian besar komponen mesin dan melindungi bagian mesin. Untuk itu rangka
harus dirancang memiliki kekuatan mekanis yang tinggi untuk mendukung
komponen-komponen mesin tersebut.
Rangka juga berfungsi sebagai tempat mengalirkan
fluksi magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub medan. Rangka dibuat dengan
menggunakan bahan ferromagnetik yang memiliki permeabilitas tinggi. Rangka
biasanya terbuat dari baja tuang (cast steel) atau baja lembaran (rolled steel)
yang berfungsi sebagai penopang mekanis dan juga sebagai bagian dari rangkain
magnet.
2. Kutub Medan
Kutub medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub.
Sepatu kutub yang berdekatan dengan celah udara dibuat lebih besar dari badan
inti. Dimana fungsinya adalah untuk menahan kumparan medan di tempatnya dan
menghasilkan distribusi fluksi yang lebih baik yang tersebar di seluruh jangkar
dengan menggunakan permukaan yang melengkung
Inti kutub terbuat dari laminasi pelat-pelat baja yang
terisolasi satu sama lain. Sepatu kutub dilaminasi dan dibaut ke inti kutub.
Maka kutub medan (inti kutub dan sepatu kutub) direkatkan bersama-sama kemudian
dibaut pada rangka. Pada inti kutub ini dibelitkan kumparan medan yang terbuat
dari kawat tembaga yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi magnetik.
3. Sikat
Sikat adalah jembatan bagi aliran arus ke lilitan
jangkar. Dimana permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk
menyalurkan arus listrik. Sikat memegang peranan penting untuk terjadinya
komutasi. Sikat-sikat terbuat dari bahan karbon dengan tingkat kekerasan yang
bermacam-macam dan dalam beberapa hal dibuat dari campuran karbon dan logam
tembaga. Sikat harus lebih lunak daripada segmen-segmen komutator supaya
gesekan yang terjadi antara segmen-segmen komutator dan sikat tidak
mengakibatkan ausnya komutator.
4. Kumparan Medan
Kumparan medan adalah susunan konduktor yang
dibelitkan pada inti kutub. Dimana konduktor tersebut terbuat dari kawat
tembaga yang berbentuk bulat ataupun persegi. Rangkaian medan yang berfungsi
untuk menghasilkan fluksi utama dibentuk dari kumparan pada setiap kutub.
5. Jangkar
Inti jangkar yang umumnya digunakan dalam motor arus
searah adalah berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk
tempat melilitkan kumparan jangkar tempat terbentuknya ggl induksi. Inti
jangkar terbuat dari bahan ferromagnetik. Bahan yang digunakan untuk jangkar
ini merupakan sejenis campuran baja silikon.
6. Kumparan Jangkar
Kumparan jangkar pada motor arus searah merupakan
tempat dibangkitkannya ggl induksi. Pada motor DC penguatan kompon panjang
kumparan medan serinya diserikan terhadap kumparan jangkar, sedangkan pada
motor DC penguatan kompon pendek kumparan medan serinya diparalel terhadap
kumparan jangkar. Jenis-jenis konstruksi kumparan jangkar pada rotor ada tiga
macam yaitu:
1. Kumparan jerat (lap winding)
2. Kumparan gelombang (wave winding)
3. Kumparan zig – zag (frog-leg winding)
7. Komutator
Untuk memperoleh tegangan searah diperlukan alat
penyearah yang disebut komutator dan sikat. Komutator terdiri dari sejumlah
segmen tembaga yang berbentuk lempengan-lempengan yang dirakit ke dalam
silinder yang terpasang pada poros. Dimana tiap-tiap lempengan atau
segmen-segmen komutator terisolasi dengan baik antara satu sama lainnya. Bahan
isolasi yang digunakan pada komutator adalah mika.
Agar dihasilkan tegangan arus searah yang konstan,
maka komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar.
8. Celah Udara
Celah udara merupakan ruang atau celah antara
permukaan jangkar dengan permukaan sepatu kutub yang menyebabkan jangkar tidak
bergesekan dengan sepatu kutub. Fungsi dari celah udara adalah sebagai tempat
mengalirnya fluksi yang dihasilkan oleh kutub-kutub medan.
II.3. Prinsip Kerja Motor Arus Searah

(a)
(b)

(c)
Gambar 2.2 Pengaruh penempatan konduktor pengalir arus
dalam medan magnet
Setiap konduktor yang mengalirkan arus mempunyai medan
magnet disekelilingnya. Kuat medan magnet yang timbul tergantung pada besarnya
arus yang mengalir dalam konduktor.
H = Weber/meter
....................................................(2-1)
Dimana :
H = Kuat medan magnet (Weber/meter)
N = Banyak kumparan (lilitan)
I = Arus yang mengalir pada penghantar (Ampere)
l = Panjang
dari penghantar (meter)
Pada Gambar 2.2(a) menunjukkan sebuah medan magnet
seragam yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet utara dan selatan yang arahnya
dari kutub utara menuju kutub selatan.. Sedangkan Gambar 2.2(b) menggambarkan
sebuah konduktor yang dialiri arus searah dan menghasilkan medan magnet
(garis-garis gaya fluksi) disekelilingnya.
Jika konduktor yang dialiri arus tersebut ditempatkan
di dalam medan magnet seragam, maka interaksi kedua medan akan menimbulkan
medan yang tidak seragam seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2(c). Sehingga
kerapatan fluksi akan bertambah besar di atas sebelah kanan konduktor (dekat
kutub selatan) dan di bawah sebelah kiri konduktor (dekat kutub utara)
sedangkan kerapatan fluksi menjadi berkurang di atas sebelah kiri konduktor dan
di bawah sebelah kanan konduktor. Kerapatan fluksi yang tidak seragam ini
menyebabkan konduktor di sebelah kiri akan mengalami gaya ke atas, sedangkan
konduktor di sebelah kanan akan mengalami gaya ke bawah. Kedua gaya tersebut
akan menghasilkan torsi yang akan memutar jangkar dengan arah putaran searah
dengan putaran jarum jam.
Prinsip dasar diatas diterapkan pada motor dc. Prinsip
kerja sebuah motor arus searah dapat dijelaskan dengan Gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.3 Prinsip kerja motor arus searah
Berdasarkan gambar diatas kedua kutub stator
dibelitkan dengan konduktor – konduktor sehingga membentuk kumparan yang
dinamakan kumparan stator atau kumparan medan. Misalkan kumparan medan tersebut
dihubungkan dengan suatu sumber tegangan, maka pada kumparan medan itu akan
mengalir arus medan (If). Kumparan medan yang dialiri arus ini akan menimbulkan
fluksi utama yang dinamakan fluksi stator. Fluksi ini merupakan medan magnet
yang arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan (hal ini dapat dilihat
dengan adanya garis – garis fluksi). Apabila pada kumparan jangkar mengalir
arus yakni arus jangkar, maka dari hukum Lorenzt kita ketahui bahwa apabila
sebuah konduktor yang dialiri arus ditempatkan pada sebuah medan magnet maka
pada konduktor tersebut akan timbul gaya, maka demikian pula halnya pada
kumparan jangkar. Besarnya gaya ini bergantung dari besarnya arus yang mengalir
pada kumparan jangkar (Ia), kerapatan fluksi (B) dari kedua kutub dan panjang
konduktor jangkar (l). Semakin besar fluksi yang terimbas pada kumparan
jangkar maka arus yang mengalir pada kumparan jangkar juga besar, dengan
demikian gaya yang terjadi pada konduktor juga semakin besar.
Besar gaya yang dihasilkan oleh arus yang mengalir
pada konduktor jangkar yang ditempatkan dalam suatu medan magnet adalah :
F = B . Ia . l Newton
....................................................(2-2)
Dimana :
Ia = Arus yang mengalir pada konduktor jangkar (
Ampere )
B = Kerapatan fluksi (Weber/m2)
l = Panjang
konduktor jangkar (m)
Bila kumparan jangkar dari motor berputar dalam medan
magnet dan memotong fluksi utama maka sesuai dengan hukum induksi
elektromagnetis maka pada kumparan jangkar akan timbul gaya gerak listrik (ggl)
induksi yang arahnya sesuai dengan kaidah tangan kanan, dimana arahnya
berlawanan dengan tegangan yang diberikan kepada jangkar atau tegangan
terminal. Karena arahnya melawan maka ggl induksi ini disebut ggl lawan, yang
besarnya :
e = Nvolt
....................................................(2-3)
dengan, = sinφ mφtω
e = N
()dttsindmωφ
e = N ..
cosvolt ωmφtω
Besarnya ggl induksi maksimum dalam satu belitan
adalah :
emaks = .
volt ωmφ
Harga rata – ratanya adalah :
er = . emaks volt π2
er = . . volt π2 ωmφ
Pada satu putaran jangkar berkutub p, ggl melalui satu
periode. Jika jangkar itu mengadakan n rpm atau n rps, maka bagi satu periode
lamanya T, adalah :
T = detik 2p.n60
Dalam satu periode dilalui sudut yang besarnya
2radial, sehingga : π
= ω T2π
Maka, Ea = .. volt π2 T2πmφ
Ea = 4 .. volt T1mφ
Ea = 4 .. volt 602p.nmφ
Jangkar memuat N belitan yang terdiri a cabang
paralel, sehingga tiap cabang jangkar akan mempunyai buah belitan yang
tersambung seri, sehingga : aN
Ea = 4 . .. volt aN 602p.nmφ
Jika jumlah batang penghantar z, maka N = 2z
Maka, Ea = 4 . .. volt a2z 602p.nmφ
Ea = . n . volt
....................................... (2-4) a60z.pmφ
Oleh karena bernilai konstan, maka diperoleh : a60z.p
Ea = c . n . volt
....................................................(2-5) mφ
Dimana :
T = Periode
n = Kecepatan putaran (rpm)
Ea = Gaya gerak listrik induksi (volt)
p = Jumlah kutub
N = Banyaknya kumparan konduktor jangkar (belitan)
a = Jalur paralel konduktor jangkar
z = Jumlah total konduktor jangkar
φ = Fluksi setiap kutub (Weber)
c = = konstanta a60z.p
Pada satu kali putaran gaya F akan menghasilkan kerja
sebesar F . 2. r Joule sehingga daya mekanik (Pm) yang dibangkitkan oleh
jangkar untuk n rpm sebesar: π
Pm = F . 2. r . Watt ........................................(2-6)
Ï€ 60n
Pm = (F . r) . 2. π 60n
Daya yang dibangkitkan oleh jangkar motor yang berubah
jadi daya mekanik juga tergantung dari ggl lawan dan arus jangkarnya, sehingga
dapat dituliskan :
Ea . Ia = Ta . 2. π 60n
Sehingga, Ta = Newton – meter 60n.2IEa.aÏ€
Ta = Newton – meter ............................(2-7)
ωa.aIE
Ta = amI.60n.2.n.a60z.pπφ
Ta = . n . . . Ia a60z.pmφ n.260π
Ta = . . Ia .......................................
(2-8) a.2z.pπ mφ
Oleh karena, bernilai konstan, maka diperoleh : a.2z.pπ
Ta = k . . Ia
................................................... (2-9) mφ
Dimana :
k = = konstanta a.2z.pπ
4 Reaksi Jangkar
Reaksi jangkar merupakan pengaruh medan magnet yang
disebabkan oleh mengalirnya arus pada jangkar, dimana jangkar tersebut berada
di dalam medan magnet. Reaksi jangkar menyebabkan terjadinya 2 hal, yaitu :
1. Demagnetisasi atau penurunan kerapatan
fluksi medan utama.
2. Magnetisasi silang .
Apabila kumparan medan dialiri oleh arus tetapi
kumparan jangkar tidak dialiri oleh arus, maka dengan mengabaikan pengaruh
celah udara, jalur fluksi ideal untuk kutub utama dari motor arus searah dua
kutub, berasal dari kutub utara menuju kutub selatan seperti pada Gambar 2.4
berikut ini :

Gambar 2.4 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan medan
Dari Gambar 2.4 dapat dijelaskan bahwa :
Fluksi didistribusikan simetris terhadap bidang
netral magnetis.
Sikat ditempatkan bertepatan dengan bidang netral
magnetis.
Bidang netral magnetis didefenisikan sebagai bidang di
dalam motor dimana konduktor bergerak sejajar dengan garis gaya magnet,
sehingga gaya gerak listrik induksi konduktor pada bidang tersebut adalah nol.
Seperti yang terlihat dari Gambar 2.4, sikat selalu ditempatkan disepanjang
bidang netral magnetis, oleh karena itu bidang netral magnetis juga disebut
sebagai sumbu komutasi karena pembalikan arah arus jangkar berada pada bidang
tersebut. Vektor OFM mewakili besar dan arah dari fluksi medan utama, dimana
vektor ini tegak lurus terhadap bidang netral magnetis.
Sewaktu hanya konduktor jangkar saja yang dialiri oleh
arus listrik sementara kumparan medan tidak dieksitasi, maka disekeliling
konduktor jangkar timbul ggm atau fluksi. Gambaran arah garis gaya magnet
ditunjukkan pada Gambar 2.5 berikut ini :

Gambar 2.5 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan
jangkar
Penentuan arah dari garis gaya magnet yang diakibatkan
oleh arus jangkar ditentukan dengan aturan putaran sekrup (cork-screw rule).
Besar dan arah garis gaya magnet tersebut diwakili oleh vektor OFA yang sejajar
dengan bidang netral magnetis. Pada prakteknya, sewaktu mesin beroperasi maka
konduktor jangkar dan konduktor medan sama- sama dialiri oleh arus listrik,
distribusi fluksi resultan diperoleh dari menggabungkan kedua fluksi tersebut.
Oleh karenanya distribusi fluksi medan utama yang melalui jangkar tidak lagi
simetris tetapi sudah mengalami pembelokan saat mendekati konduktor yang
dialiri arus tersebut . Hal tersebut dikarenakan pengaruh fluksi jangkar yang
dapat dilihat dari Gambar 2.6 berikut ini:

Gambar 2.6 Hasil kombinasi antara fluksi medan dan
fluksi jangkar
Fluksi yang dihasilkan oleh gaya gerak magnet (ggm)
jangkar menentang fluksi medan utama pada setengah bagian dari salah satu
kutubnya dan memperkuat fluksi medan utama pada setengah bagian yang lain. Hal
ini jelas akan menyebabkan penurunan kerapatan fluksi pada setengah bagian dari
salah satu kutubnya dan terjadi kenaikan pada setengah bagian yang lain di
kutub yang sama. Efek dari intensitas medan magnet atau lintasan fluksi pada
jangkar yang memotong lintasan fluksi medan utama ini disebut sebagai reaksi
jangkar magnetisasi- silang (cross-magnetization).
Magnetisasi- silang ini juga menyebabkan pergeseran
bidang netral. Pada Gambar 2.6 terlihat bahwa vektor OF merupakan resultan
vektor OFA dan OFM, serta posisi bidang netral magnetis yang baru, dimana
selalu tegak lurus terhadap vektor OF. Bidang netral magnetis motor yang baru
bergeser sejauh β karena posisi bidang netral magnetis ini selalu tegak lurus
terhadap vektor OF. Dengan pergeseran bidang netral ini maka sikat juga akan
bergeser sejauh pergeseran bidang netral magnetis. Hal ini dapat menimbulkan
bunga api di segmen komutator dekat sikat.
Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi
yang dekat dengan titik jenuhnya, sehingga dapat menimbulkan kejenuhan
magnetik. Apabila kejenuhan magnetik ini terjadi, maka efek penguatan fluksi
resultan lebih kecil bila dibandingkan dengan efek pelemahan fluksi resultan
atau dengan kata lain pertambahan kerapatan fluksi resultan pada salah satu
bagian kutub lebih sedikit bila dibandingkan dengan pengurangan kerapatan
fluksi pada bagian yang lainnya. Sehingga fluksi resultan akan berkurang dari harga
tanpa bebannya. Hal nilah yang disebut sebagai efek demagnetisasi reaksi
jangkar dan perlu dicatat bahwa demagnetisasi timbul hanya karena adanya
saturasi magnetik.
5. Jenis-jenis Motor Arus Searah
Jenis-jenis motor arus searah dapat dibedakan berdasarkan
jenis penguatannya, yaitu hubungan rangkaian kumparan medan dengan kumparan
jangkar.
Sehingga motor arus searah dibedakan menjadi:
1. Motor arus searah penguatan bebas
2. Motor arus searah penguatan sendiri
5.1. Motor Arus Searah Penguatan Bebas
Motor arus searah penguatan bebas adalah motor arus
searah yang sumber tegangan penguatannya berasal dari luar motor. Dimana
kumparan medan disuplai dari sumber tegangan DC tersendiri. Rangkaian ekivalen
motor arus searah penguatan bebas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.7 Rangkaian ekivalen motor arus searah
penguatan bebas
Dari rangkaian tersebut berdasarkan hukum Kirchoff
tentang tegangan diperoleh persamaan:
Vt = Ea + Ia.Ra + Vsikat
......................................(2-10)
Vf = If . Rf
..............................................................(2-11)
Dimana:
Vt = tegangan terminal jangkar motor arus searah
(volt)
Ra = tahanan jangkar (ohm)
If = arus medan penguatan bebas (ohm)
Vf = tegangan terminal medan penguatan bebas (volt)
Rf = tahanan medan penguatan bebas (ohm)
Ea = gaya gerak listrik motor arus searah (volt)
Vsikat = jatuh tegangan pada sikat (volt)
Umumnya jatuh tegangan pada sikat relatif kecil
sehingga besarnya dapat diabaikan. Dan untuk rumus selanjutnya Vsikat ini
diabaikan.
5.2. Motor Arus Searah Penguatan Sendiri
Motor arus searah penguatan sendiri adalah motor arus
searah yang sumber tegangan penguatannya berasal dari motor itu sendiri. Dimana
kumparan medan berhubungan langsung dengan kumparan jangkar. Kumparan medan
dapat dihubungkan secara seri maupun paralel dengan kumparan jangkar. Dan juga
dapat dihubungkan dengan keduanya,yaitu secara seri dan paralel, tergantung
pada jenis penguatan yang diberikan terhadap motor.
Motor arus searah penguatan sendiri terdiri atas:
1. Motor arus searah penguatan seri
2. Motor arus searah penguatan shunt
3. Motor arus searah penguatan kompon panjang
• Motor arus searah penguatan kompon panjang komulatif
(bantu)
• Motor arus searah penguatan kompon panjang diferensial
(lawan)
4. Motor arus searah penguatan kompon pendek
• Motor arus searah penguatan kompon pendek komulatif
(bantu)
• Motor arus searah penguatan kompon pendek
diferensial (lawan)
5.2.1. Motor Arus Searah Penguatan Seri
Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan seri
adalah sebagai berikut:

Gambar 2.8 Rangkaian ekivalen motor arus searah
penguatan seri
Pada motor arus searah penguatan seri, kumparan medan
dihubungkan secara seri dengan rangkaian jangkar. Oleh sebab itu arus yang
mengalir pada kumparan medan seri sama dengan arus yang mengalir pada kumparan
jangkar.
Persamaan - persamaan yang berlaku pada motor arus
searah penguatan seri adalah:
Vt = Ea + Is.Rs + Ia. Ra
......................................(2-12)
Karena, IL= Ia = Is ..............................................................(2-13)
Maka, Vt = Ea + Ia (Ra + Rs)
......................................(2-14)
Dimana :
Is = arus kumparan medan seri (Ampere)
Rs = tahanan medan seri (ohm)
IL = arus dari jala – jala (Ampere)
5.2.2. Motor Arus Searah Penguatan Shunt
Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt
ditunjukkan pada gambar di bawah:

Gambar2.9 Rangkaian ekivalen motor arus searah
penguatan shunt
Pada motor shunt kumparan jangkar dihubungkan langsung
pada terminal sehingga paralel dengan kumparan jangkar.
Persamaan - persamaan yang berlaku pada motor shunt
adalah:
Vt = Ea + Ia.Ra
..................................................(2-15)
=
..............................................................(2-16) shI shtRV
IL = Ia + Ish
............................................................. (2-17)
Dimana :
Ish = arus kumparan medan shunt (Ampere)
Rsh = tahanan medan shunt (Ohm)
5.2.3. Motor Arus Searah Penguatan Kompon Panjang
Pada motor arus searah penguatan kompon panjang,
kumparan medan serinya terhubung secara seri terhadap kumparan jangkarnya dan
terhubung paralel terhadap kumparan medan shunt.
Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon
panjang adalah sebagai berikut:

Gambar2.10. (a) Rangkaian ekivalen motor arus searah
penguatan kompon panjang diferensial (lawan)
Pada motor arus searah penguatan kompon panjang
diferensial, polaritas kedua kumparan medannya saling berlawanan atau sesuai
aturan dot, salah satu arus medannya memasuki dot sedangkan yang lainnya
meninggalkan dot, sehingga fluksi yang dihasilkannya menjadi saling mengurangi.

Gambar2.10. (b) Rangkaian ekivalen motor arus searah
penguatan kompon panjang komulatif (bantu)
Pada motor arus searah penguatan kompon panjang
komulatif, polaritas kedua kumparan medannya sama atau dikarenakan kedua arus
medannya sama – sama memasuki dot, sehingga fluksi yang dihasilkannya saling
menguatkan .
Persamaan - persamaan yang berlaku pada motor arus
searah penguatan kompon panjang adalah:
Vt = Ea + Ia Ra + Is Rs
......................................(2-18)
IL = Ia + Ish
..............................................................(2-19)
Is = Ia
..............................................................(2-20)
Maka, Vt = Ea + Ia( Ra + Rs )
......................................(2-21)
............................................................(2-22)
shtshRVI=
5.2.4. Motor Arus Searah Penguatan Kompon Pendek
Pada motor arus searah penguatan kompon pendek,
kumparan medan serinya terhubung secara paralel terhadap kumparan jangkar dan
kumparan medan shunt.
Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon
pendek adalah sebagai berikut:

Gambar 2.11. (a) Rangkaian ekivalen motor arus searah
penguatan kompon pendek diferensial (lawan)
Pada motor arus searah penguatan kompon pendek
diferensial, polaritas kedua kumparan medannya saling berlawanan, sehingga
fluksi yang dihasilkannya menjadi saling mengurangi.

Gambar 2.11. (b) Rangkaian ekivalen motor arus searah
penguatan kompon pendek komulatif (bantu)
Pada motor arus searah penguatan kompon panjang
komulatif, polaritas kedua kumparan medannya sama sehingga fluksi yang
dihasilkannya saling menguatkan.
Persamaan - persamaan yang berlaku pada motor arus
searah penguatan kompon pendek adalah:
Vt = Ea + Ia Ra + Is Rs
......................................(2-23)
IL = Is = Ia + Ish
.................................................(2-24)
..................................................(2-25)
shsstshRRIVI−=
Karakteristik Motor Kompon
Pada motor arus searah kompon komulatif, ada komponen
fluks yang konstan dan komponen lainnya yang sebanding terhadap arus jangkarnya
(dan juga bebannya). Karena itu, motor kompon komulatif memiliki kopel mula (starting
torque) lebih besar dari pada motor arus searah pararel (yang fluksnya
konstan), tetapi kopel mulanya lebih kecil daripada motor arus searah seri
(yang seluruh fluksnya sebanding dengan arus jangkar)
Motor arus searah kompon komulatif mengkombinasikan
keistimewaan yang terbaik dari motor arus searah seri dan pararel. Seperti
motor arus searah seri, kopel mula ekstra, seperti motor arus searah pararel,
tidak akan berkecepatan lebih (overspeed) pada saat beban nol.
Pada beban ringan, medan seri memiliki pengaruh yang
sangat kecil, maka motor berkelakuan seperti motor arus searah pararel. Ketika
beban semakin besar, fluks seri menjadi cukup penting dan kurva kopel-kecepatan
mulai terlihat seperti karakteristik motor arus searah seri.
Motor kompon komulatif mempunyai kepesatan tanpa-beban
terbatas dan dapat dioperasikan dengan aman pada keadaan tanpa beban. Jika
beban bertambah, kenaikan fluksi medan menyebabkan kepesatan berkurang lebih
banyak dari yang di lakukan pada kepesatan motor shunt.
Kopel motor kompon komulatif lebih besar daripada
kopel motor shunt untuk besarnya arus jangkar tertentu akibat adanya fluksi
medan seri. Kurva beban-kopel dan beban-kepesatan ditunjukkan dalam gambar 2.12
Motor kompon-kumulatif digunakan ketika diperlukan
kepesatan konstan yang lumayan dengan beban yang tak beraturan atau tiba-tiba
dikenakan beban berat. Beban-beban seperti mesin cetak, mesin potong, dan mesin
torak kerap kali digerakkan oleh motor kompon.

Gambar 2.12 kurva beban-kopel dan beban-kepesatan
motor-kompon komulatif
Karakteristik Beban Nol
A. Karakteristik
Beban Nol pada Kecepatan yang
Berbeda
Parameter dari rangkaian ekuivalen
dapat ditentukan berdasarkan hasil tes tanpa beban, tes hubung singkat, dan dari pengukuran tahanan dc dari belitan stator. Tes tanpa beban pada motor induksi, seperti tes tanpa beban pada sebuah transformator,yang hasilnya memberikan informasi nilai arus magnetisasi dan rugi gesekan. Tes ini dilakukan dengan memberikan tegangan tiga fasa seimbang pada belitan stator pada rating frekuensinya. Bagian rotor pada kondisi pengetesan jangan terhubung dengan beban mekanis, rugi daya yang terukur pada kondisi tes tanpa beban disebabkan rugi inti, rugi gesekan dan angin.

Tes hubung singkat pada motor induksi, seperti tes hubung singkat pada
transformator,
yang
hasilnya memberikan informasi kerugian
karena impedansi. Pada
tes ini rotor ditahan sehingga motor
tidak bisa berputar. Untuk menghindari hal-hal
yang tidak ingin selama pengetesan
biasanya tegangan yang diberikan
hanya 15% - 20% dari tegangan normal
motor, sedangkan untuk mendapatkan
nilai parameter motor, tetap berdasarkan
nilai nominalnya dengan melakukan
konversi dari hasil pengukuran.
Hasil pengetesan terhadap motor ini selain untuk menentukan parameter, dapat dimanfaatkan juga untuk
menggambarkan diag-ram
lingkaran. Rugirugi tembaga
stator dan rotor dapat dipisahkan dengan
menggambarkan garis torsi.

Gambar karakteristik beban nol
OA=Menunjukkan
rugi-rugi yang disebabkan gesekan
dan angin.
Besarnya
nilai Wo yang terbaca pada saat
tes tanpa beban, menunjukkan nilai kerugian
yang diakibatkan oleh adanya :

OB
Menunjukkan tegangan normal, sehingga
rugi-rugi pada tegangan normal dapat
diketahui dengan menggambarkan garis
vertikal dari titik B.
BD
= Rugi disebabkan gesekan danangin.
DE
= Rugi tembaga stator.
EF
= Rugi int

Kumparan stator motor induksi tiga fasa bila
dihubungkan dengan suplai tegangan tiga fasa akan mengasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron
sesuai dengan persamaanJadi untuk Slip S, tegangan induksi
rotor akan S kali tegangan induksi saat diam, oleh karena itu pada kondisi ber-putar :

B. Tegangan Induksi pada Rotor
Saat rotor belum berputar maka Slip = 1, frekuensi dari ggl rotor nilainya
sama dengan frekuensi
yang di suplai ke bagian
stator. Nilai tegangan induksi pada
rotor saat diam adalah maksimum, sehingga
motor ekuivalen dengan sebuah transformator
tiga fasa yang di hubung
singkat pada sisi sekundernya. Saat
rotor mulai berputar, kecepatan relatif
antara rotor dengan fluks medan putar
stator akan menurun, sehingga tegangan
induksi rotor berbanding langsung
dengan
kecepatan relatif, dengan demikian
tegangan induksi di rotor akan mengalami
penurunan.
Slip dan Frekuensi Rotor
Seperti telah dijelaskan diatas, putaran rotor tidak akan sama dengan putaran medan stator, karena bila rotor berputa sama cepatnya dengan medan stator, tidak akan timbul perbedaan kecepatan sehingga tidak ada Ggl induksi yang timbul pada rotor, tidak ada arus dan tidak ada kopel yang mendorong rotor. Itulah
sebabnya rotor selalu berputar pada
kecepatan dibawah kecepatan medan
putar stator. Perbedaan kecepatan tergantung
pada besarnya beban
motor.
Slip mutlak menunjukkan kecepatan relatif
rotor terhadap medan putar.

Slip (S)
merupakan perbandingan slip mutlak
terhadap Ns, ditunjukkan per unit atau
prosen oleh hubungan :

Dalam keadaan diam, frekuensi rotor ( f2 ) sama besarnya
dengan frekuensi sumber
tegangan, bila rotor berputar frekuensi
rotor tergantung pada besarnya kecepatan
relatif atau slip mutlak.
Hubungan
antara frekuensi dengan slip dapat
dilihat sebagai berikut :

dan
pada rotor berlaku hubungan :

Langganan:
Postingan (Atom)